SELAMAT DATANG

berbagi ilmu itu menyenangkan

Feb 19, 2011

Metode Kalendering Pemancangan Tiang Pancang

Apakah itu kalendering? Secara umum kalendering digunakan pada pekerjaan pemancangan tiang pancang (beton maupun pipa baja) untuk mengetahui daya dukung tanah secara empiris melalui perhitungan yang dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. Alat pancang disini bisa berupa diesel hammer maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering dalam proses pemancangan tiang pancang merupakan item wajib yang harus dilaksanakan dan menjadikan laporan untuk proyek. Sebagai tambahan selain kalendering dilakukan pengecekan dengan PDA test. Perhitungan kalendering menghasilkan output yang berupa daya dukung tanah dalam Ton. Untuk perhitungannya tidak saya cantumkan di sini karena tulisan kali ini saya menitikberatkan pada metode pelaksanaan kalendering itu sendiri. Untuk perhitungannya sendiri bisa dilihat disini.
Sebelum dilaksanakan kalendering basanya juga dilakukan monitoring pemukulan saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya disediakanterlebih dahulu counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan totalnya.



Sebenarnya metode pelaksanaan kalendering hanyalah sederhana. Alat yang disediakan cukup spidol, kertas milimeterblock, selotip, dan kayu pengarah spidol agar selalu pada posisinya. Alat tersebut biasanya juga telah disediakan oleh subkon pancang. Dan pelaksanannya pun merupakan bagian dari kontrak pemancangan. Pelaksanaanya dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir. Kapan saat dilaksanakan kalendering adalah saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. Sebenarnya ada beberapa faktor lain tergantung kondisi dilapangan.

Tahapan pelaksanaanya yaitu:
  1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
  2. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
  3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
  4. Menjalankan pemukulan
  5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung jumlah pukulan
  6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
  7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
  8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
  9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya.



Hasilnya sebagai berikut:




Demikian metode pelaksanaan kalendering yang dilaksanakan oleh proyek saya. Semoga membantu.

Konversi Beton K ke fc'

 
Samakah Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?

    Dalam sebuah perencanaan bangunan untuk beton biasanya output yang dihasilkan adalah fc’ dalam satuan Mpa. Namun dalam spesifikasi teknis suatu proyek, yang tercantumkan adalah mutu beton dengan menggunakan beton K berapa, semisal K225. Ketika mendesign jobmix beton untuk digunakan diproyek biasanya digunakan mutu beton K. Samakah Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?
    Jawabannya tidak sama, karena K adalah kuat tekan karakteristik beton kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc’ dalam Mpa adalah kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa atau kg/cm2 dengan benda uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji maka mutu betonnya menjadi tidak sama. Sebagai hasil contoh, fc’22,5 Mpa itu setara dengan mutu beton berkisar K-271.
Apakah kuat tekan Karakteristik itu? kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
    Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc’=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil  berkisar 0,83.



    Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena saat ini telah dan harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), masih mengunakan mutu beton dengan “K” (karakteristik).  Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-300 apabila di RKS tercantum mutu beton fc’ 30 Mpa karena bisa menimbulkan kegagalan struktur bangunan beton bertulang.
Contoh perhitungan mutu beton fc’ 30 Mpa, menjadi “K”. Misalkan mutu beton di RKS 30 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda uji kubus ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2, yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 30*10/0,83 = 361 kg/cm2.
    Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dikatakan dicapai dengan memuaskan  bila persyaratan berikut terpenuhi : (i).  Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc’.